Piala Dunia Afsel 2010 Bisa Seret Blatter ke Penyidik
Isenk - Presiden FIFA terpilih, Sepp Blatter bisa ditanyai pihak berwajib Swiss ketika skandal korupsi yang menyelimuti badan sepak bola dunia itu mencapai babak baru, ketika bos federasi sepak bola Afrika Selatan mengakui negaranya memang mengeluarkan 10 juta dolar AS. Namun, Blatter membantah uang itu untuk membeli suara agar bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010.
Juru bicara Kejaksaan Agung Swiss, Andre Marty berkata kepada AFP bahwa beberapa anggota Komite Eksekutif FIFA sudah dimintai keterangan dan Blatter bisa saja mendapat gilirannya nanti jika memang diperlukan.
"OAG (Kejaksaan Agung Swiss) tengah menanyai para anggota Komite Eksekutif FIFA yang bukan warga Swiss yang memberikan suara pada 2010 (ketika Piala Dunia 2018 dan 2022 dihadiahkan kepada Rusia dan Qatar) dan mereka masih berada di OAG," kata Andre Marty.
"Presiden FIFA tidak akan dimintai keterangan untuk saat ini. Jika diperlukan dia akan ditanyai nanti," sambung Marty.
Presiden Asosiasi Sepak Bola Afrika Selatan, Danny Jordaan hari ini mengakui komite penyelenggara Piala Dunia memang telah membayarkan 10 juta dolar AS pada 2008, setelah Afrika Selatan memenangkan tender pada Mei 2004 namun ia menegaskan itu bukanlah suap.
"Saya tidak pernah menyuap atau menerima suap dari siapa pun sepanjang hidup saya. Kami tidak tahu siapa yang dimaksudkan di sana (dakwaan) itu," kata Jordaan kepada Sunday Independent.
Pihak berwenang Swiss tengah menggelar pemeriksaan paralel mengenai dugaan suap pada proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 kepada Rusia dan Qatar.
Juru bicara kepolisian Swiss mengatakan para pejabat tinggi sepak bola telah dimintai keterangan sebagai "orang yang bisa memberikan informasi", tanpa merinci lebih jauh.
Tujuh pejabat senior FIFA diyakini menjadi satu di antara yang dimintai keterangannya oleh penyidik. Mereka adalah Presiden Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) Issa Hayatou (Kamerun), Angel Miguel Villar Llona (Spanyol), Michel D'Hooge (Belgia), Senes Erzik (Turki), Marios Lefkaritis (Siprus), Hany Abo Rida (Mesir) dan Vitaly Mutko (Rusia).
Related Posts
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Comments