Berawal Dari Sebuah Keisengan Sambel Jadi Cinta


Isenk - Sore itu aku selalu memikirkanya. Aku rela jauh-jauh mengayuh sepedaku, sepeda yang selalu menemaniku merangkak jauh ke arah tujuan kehendak langkah kayuhan ini. Yang ku tuju hanya seseorang, seorang yang memiliki senyum terindah yang pernah aku lihat. Ia adalah sosok yang misterius, yang tiba-tiba muncul menyapaku, bukannya aku menjawab, malah aku jatuh dalam kesederhanaan senyum itu. Sembari mengayuh aku terus membayangkannya, membayangkan wajahnya yang sederhana itu. Keringat mulai bercucuran, jauhnya jarak yang ku tempuh ini hanya sementara, aku mampu bertahan.

Kisah ini telah lama memang tapi membekas. Pertama kali aku melihat dia, saat aku masih di tahun pertama SMK, saat itu adalah harinya para pelajar berjuang mewakili masing-masing sekolah. Sebuah event di mana aku juga sebagai pesertanya. Pada saat itu aku memang sebagai juaranya dan sayup-sayup terdengar dari kejauhan ada yang menyapaku. Kemudian terhenti langkahku, tertuju seakan terpana mata ini melihat indah matanya yang dilindungi oleh bingkai dunia. Gadis bermata empat ini, benar-benar membuatku tak-henti-hentinya mengingat senyum indahnya. Hari itu selalu aku ingat, agar aku tidak lupa kini aku tuangkan ke dalam tulisan ini.

Saat aku tiba.

"Di mana ia? aku tak melihatnya, hmm.. mungkin kali ini ia tak datang" pikirku.

Sore yang indah, penuh keringat hasil program latihan dari pelatih bertangan dingin yang tampak humoris. Akhirnya ia yang ku tunggu-tunggu akhirnya tiba, aku menyapanya malu. Meski begitu ia wanita yang pintar, tidak takut berkeringat di lapangan yang dalam bahasa daerahnya buyung berarti "lalat", itu ia canda tawa riang, tawa khasnya selalu aku dengar di telingaku hingga kini. Aku menjadi bersemangat, hilang rasa letihku ini, hilang karenamu.

Beruntung, sahabatku yang bertubuh tambun mentraktir. Di sini aku sesmakin dekat, bahkan sangat dekat, bahkan satu meja makan. Sembari menanti hidangan bola daging datang, aku banyak diam. Entah apa yang harus aku katakan, ungkapkan, celotehkan, yang ada aku hanya diam. Bibirku membeku, seperti melihat maha karya yang super indah ini. Yang ada canda tawa dari mereka sahabatku yang selalu menggoda kami berdua untuk mengungkapkan isi hati. Aku hanya tersenyum, "andai, aku bisa."

Setelah bakso datang. Kembali, suasana diam. Semua sedang menikmati hidangan masing-masing, namun tanpa disangka. Ia memulai sebuah canda tawa kembali, yang hingga kini aku kenang sebagai "The Story of Memory Sambel". Ya, dengan isengnya ia menuangkan lima sendok makan sambel ke dalam mangkukku. Tawa renyahnya, membuat sahabat-sahabat yang lain meneriakan, "cie-cie-cie." Aku tersipu malu, Yang ada aku hanya tak habis pikir apa ini sebuah beginning? Mungkin berikut menemui titik terang.

Selesai. Akhirnya, sejak saat itu aku merasa memiliki sebuah harapan. Harapan. Ya, aku pikir pada akhirnya aku hanya berharap. Aku bukan satu-satunya yang suka dengannya, akhirnya aku berpikir jika aku Berjaya. Aku akan terpilih olehnya, aku putuskan aku berjuang keras berlatih sampai-sampai aku menyimpan sebuah foto wajahnya di hp-ku sebagai motivasi kala aku melihatnya.

Saat ia datang seakan ada energi lebih dalam diriku, senyumnya seolah-olah bahan bakar peletup api semangat dalam jiwaku. Pada saat aku berusaha pulih dari cedera, sesunggunya aku terus berjuang kembali demi membagi bahagiaku untukmu. Meski aku melihat engkau acuhkan aku, namun dalam benakku, "apa iya?"

Hingga pada akhirnya aku berhasil merengkuh juara, dan kemenangan ini aku tujukan padanya. Ini bukti bahwa aku benar-benar ingin bersamanya. Tapi, apa ia menyadarinya? I don't know, aku bahkan tidak pernah menanyakan itu padanya.

Tapi, yang jelas di kesempatan ini, aku mau berterima kasih, terima kasih atas senyum, canda tawa, motivasi, tepuk tangan, dan lain sebagainya yang engkau tujukan padaku. Izinkan aku meminta maaf, karena telah lancang membuat tulisan ini. Semata-mata aku buat tulisan ini karena aku ingin mengabadikannya. Aku tak ingin memori ini hanya menjadi kenangan, aku percaya ini adalah sebuah kisah yang super. Sebuah beginning yang nantinya membuktikan bahwa LOVE bukan sekedar ungkapan, tapi LOVE juga sebuah tindakan nyata.

By: Rachmad SB