Summer Holiday Gokil
Isenk - "Emang lo pikir gampang?" tanya Ardhy. Ardhy adalah saudara kembar gue yang iuh-nya minta ampun.
"Gampang. Tinggal nutupin aja rahasia gue. Udah itu aja. Gak usah bertele-tele," sembur gue dengan amarah. Ardhy mengacuhkan gue, lalu membuka celana seragamnya.
"Oke fun. Kira gue lo kakak yang baik dan enggak punya rahasia. Eh, nyatanya," kata Ardhy lagi.
"Gue bisa malu tau. Gimana kalau renang? terus kan mandinya suka bareng. Ketahuan deh" bisiknya lagi.
"Ih, ya kelles. Ogah gue mandi bareng" sambar gue sewot.
"Udahlah besok kan summer holiday, jadi lo bebas. Bisa pergi. Atau lo pura-pura sakit" Lanjut Ardhy ketus.
"Eh, ya nggak. Kan gue tetep mau ketemu sama my sweety beautiful princess Kellie Hanagawa-San. Hoho" kata gue. Ardhy pura pura tak mendengar dan tidur. Oke. Lo jangan kepo ya tentang rahasia gue. Kalau lo baca pasti tahu.
Gue, Mochammad Januar Ismianto. Gue 100 persen orang Indonesia. Tapi, sekarang gue tinggal di Nisi Chaba, Jepang. Perlu lo tahu, besok gue udah libur musim panas. It's time of summer holiday!
Gue besok mau berenang. Kalau panas berenang kan enak tuh. Udahlah, gue mau tidur.
Summer Holiday.
Huah. Pagi yang cerah. Gue segera bersiap-siap. Sedangkan Ardhy sudah otw tuh ke Honagawa-San -tempat kolam renang. Ini efek gara-gara gue bangun telat. Sehabis beres-beres, gue segera menunggu di lapang Domino. Gue mau bareng sama Kaikutaza-Sang. Hehe, habis mobilnya dipake si Ardhy.
"Ohayo! Hike. Silahkan naik, guys" ajak Kaikutaza-Sang. Dengan cepat gue masuk.
Sampai di Honagawa-San, gue segera "JEBUR" bareng temen. Gue bukan anak SMA lagi, Tapi gue kerja. Gue enggak kuliah. Karena gue sekolah di SMK dulunya. Sazo, rekan gue yang paling macho dan six pac, duduk dalam diam. Dia melamun.
"Sazo, ayo berenang!" Sazo tak mau. Akhirnya dia mau.
Jebuur!
"Aaaaa!! tolong!" dengan suaranya yang kekar dia berteriak.
"Cemen lo, ah" komen Ardhy spontan.
Byuuur!! Tozakata, si laki-laki paling cuco dan euuuw -ekye banciww- segera menolong. Tapi, karena dia cungkring, jadi enggak kuat. Dia pun pingsan. Air kolam merah setengah. Oh, Itu lipstick yang dipake Tozakata. Gue, Ardhy, Zakaru, dan Neosacit-Sang, menolong mereka.
"Auuhh!!" gue meringis sakit, karena si Tozakata dengan tidak sengaja menduduki kelaminku, jujur gue belom sunat dan itu rahasia gue.
"Udah, ah yuk mandi" ajak Zakaru. Semua mengangguk. Huah, akhirnya Tozakata sudah tak duduk lagi. Aku diam saja.
"Aku sendiri. Alone mandinya," ocehku.
"Enggak. Ayo bareng"
"Enggak setia kawan, ah"
"Iiih. Aku takut. Bareng aja yuk" Ardhy menahan tawa.
"No!"
"Please!" kata Neo-Sang. Dengan dipaksa Gue digusur.
Ckiiit! Gue kepeleset. Ah sial. Gue jadi tak berdaya.
"Sebelum kamu ke uks kamu harus mandi. Kan habis renang," kata suster laki-laki. Ah sial deh.
"Udah ah, kita mandi"
"Eh, tolong mandiin dulu teman kalian"
GUBRAK!!
"Kan sesama cowok, jadi enggak apa-apa"
Finally. Gue dimandiin dah tuh sama mereka.
"Hike. lo belom khitan?" tanya Taizukota.
"Kalau belum bisa sakit. Nanti disunatnya pakai gergaji," timpal Neo-Sang. Gue udah 24 tahun tapi belom sunat?.
"Nanti bilangin ke pak Ustad," gurau Ardhy.
Akhirnya selesai gue dimandiin. Malu tapi kocak bin gokil. Setelah itu gue diobatin sama uks unit kesehatan. Gue enggak malu dah tuh kalau belum sunat. Ardhy mah udah disunatnya.
"Kamu harus pakai sarung kalau ke masjid," beritahu Taizukota dan Neo-Sang.
"Ya, iya lah. Lo berdua mikirlah. Kalau gak pake celana panjang, pake sarung" sahut gue.
"Hahaha,"
"Oh ya. Besok datang ke rumah gue. Ada pesta sarung. Jadi lo semua harus pakai sarung" ujar Neo.
"Termasuk gue," katanya. Semua mengangguk.
Besoknya.
Tin! Klakson mobil terdengar. Yap, mobil Neo. Neo ngejemput gue. Gue udah pake sarung. Dan langsung masuk mobil. Ardhy juga udah duluan masuk ternyata.
"Yuk cusssss ah!" Brmm.
"Mana yang mau disunat?"
Sontak gue kaget. Semua mata tertuju pada gue.
"Tenang. Pake gergaji," canda Ardhy.
Satu, dua, tiga! Cabuuut. Gue kabur.
Ini hari ketiga. Gue menatap awan sambil memakai sarung. Gue baru salat Subuh, bukan baru dikhitan.
"A Ismi mau disunat?" tanya Bu Asih, alias mama gue.
"Enggak!"
Yah, jujur gue malu. Gue kan udah besar, gue islam, dan gue udah balig. Gue udah mimpi basah. Ah gue sadar. Setiap cerita ada hikmah dan pelajaran. Ambil sisi positifnya. Seharusnya gue disunat. Itu kewajiban gue. Toh, sekarang zaman yang canggih. Gue harus sunat dan bersikap dewasa! Sampai sekarang, saat kau baca cerita gue, gue masih belum sunat. Entah kapan gue disunatnya. Teman, do'ain gue ya, agar gue bisa cepet-cepet sunat.
By: Muhammad Januar Ismianto