Isenk - Hari itu, aku membuka mata dari tidurku. Ku arahkan mataku pada sebuah jam yang berada di atas televisi. Jam tersebut menunjukkan pukul lima pagi. Aku pun kembali menutup mata dan bersembunyi di balik selimut. Berharap dapat kembali tidur untuk beberapa menit.

Beberapa menit berlalu. Ku buka kembali mataku dan ku paksakan tubuhku untuk bangun dari tempat tidur. Ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk berwudhu. Kemudian aku kembali ke kamarku untuk menyembah dan memohon kepada Allah. Lalu ku persiapkan diriku untuk pergi ke sekolah. Selesai dengan semua persiapanku, aku pun berpamitan kepada kedua orangtuaku dan kemudian ku pacu sepeda motorku pergi menuju sekolah.

Ku putuskan perjalananku ke sekolah hari itu akan melewati jalan yang tidak biasanya ku lewati. Ku nikmati indahnya pagi yang dingin itu. Ku pejamkan mataku sejenak, menghirup udara pagi dan kemudian membuka mataku kembali. Aku bersyukur atas semua hal yang telah diberikan Allah kepadaku. Ku dengarkan sebuah musik dari ipod-ku. Semua hal yang kurasakan saat itu, seketika menjernihkan pikiranku.

Sampai di seperempat perjalananku. Tiba-tiba aku melihat seorang laki-laki mengendarai sebuah sepeda motor bermerek vespa berwarna merah. Aku terkejut. Sepeda motor itu sama dengan sepeda motor milik seseorang yang selalu aku rindukan. Dan sosok laki-laki itu pun mirip sekali dengannya. Mungkinkah laki-laki itu adalah dia? Ku beranikan diri untuk mendekat, memastikan apa laki-laki itu adalah dirinya, cinta pertamaku. Setelah sampai di posisi di mana aku bisa melihat wajahnya, aku pun kembali terkejut. Dugaanku tepat, laki-laki itu adalah cinta pertamaku.

"Hai?" sapaku seketika itu juga.

"Eh, Ran" balasnya singkat.

"Pagi-pagi sekali udah berangkat"

"Begitulah" ucapnya kemudian.

Dari situ, kami terus saling berbicara satu sama lain. Membicarakan beberapa hal. Ada kalanya kami saling diam. Bingung apa yang harus dibicarakan. Masih sambil dengan memacu kendaraan kami dengan pelan dan santai. Musik yang dari tadi ku dengar, tak kuhiraukan sama sekali. Perhatianku habis diambil olehnya, cinta pertamaku.

Akhirnya kami pun harus berpisah jalan. Dan pembicaraan kami pun selesai seketika itu juga. Rasa kecewa sedikit menyelusup ke dalam hatiku. Aku ingin lebih lama lagi berbicara dengannya. Tapi apa daya. Pikiranku kosong ketika berada di dekatnya. Tak terlintas di pikiranku untuk mencari alasan agar bisa terus berbicara dengannya. Hal yang tak pernah terjadi dulu, ketika aku masih bersamanya. Tapi pagi itu adalah pagi yang kurasa tak akan pernah ku lupakan. Pagi dimana aku dan dirinya saling berbicara satu sama lain setelah sekian lama.

Pagi yang sangat menyenangkan untukku. Ku nikmati semua hal yang ada di pagi itu. Ku harap suatu hari di masa depan, dia akan menjadi seseorang yang selalu menjadi orang pertama yang aku lihat di pagiku dan orang yang selalu ada di setiap pagiku.

By: Rani Mutiara Hati